Songket/Sarung Tenun Samarinda
10:22 AM
Kalo ditanya apa yang terkenal dari samarinda mungkin sebagian besar menjawab songket/sarung Samarinda. Nah, di kunjungan pertama saya di ibukota kaltim ini (april 2009) saya diajak oleh supervisor saya (waktu itu saya masih jadi data entry) menjelajah salah satu yang khas di Samarinda.
Tujuan saya adalah kecamatan Samarinda Seberang, dari namanya terbayang letaknya yang memang di seberang sungai Mahakam. Kota samarinda sendiri terbelah oleh sungai Mahakam, dan ketika itu hanya ada satu akses ke samarinda seberang : Jembaan Mahakam. Jembatan itu menjadi satu-satunya penghubung pusat kota samarinda dengan kecamatan-kecamatan lain di seberang sungai. Sebenarnya ada jembatan lain yang belum dibuka, yaitu jembatan mahulu. (Jembatan Mahulu baru resmi dibuka pada tahun 2010)
Hari itu saya memang berencana melakukan supervisi teman-teman enum di daerah samarinda seberang (sekalian jalan-jalan tentunya). Setelah sedikit melihat-lihat daerah sengkotek, saya bersama supervisor saya melanjutkan perjalanan ke Jl. P. Bendahara, Gg. Pertenunan, Samarinda seberang. Disanalah pusat songket samarinda.
Gg. Pertenunan adalah sebuah perkampungan yang berdiri diatas rawa yang juga tidak jauh dari sungai Mahakam. Jalan masuknya tersusun dari kayu, tentu saja rumah-rumahnya berbentuk semacam rumah panggung. Motor saya parkir di tepi jalan P. Bendahara, agar kami tidak repot berjalan di gang yang sempit itu. Sekitar 20 meter kedalam saya mulai mendengar irama kayu beradu. Seperti yang diceritakan supervisor saya itu suara alat tenun tradisional. Sebagian besar penduduk di gang pertenunan ini berprofesi sebagai penenun sarung. Jika pagi atau sore hari suara alat tenun tradisional itu riuh sekali, tapi indah.
Salah satu penduduk gg. pertenunan membuat sarung motif kotak-kotak |
Satu kain dibuat sekitar 1-2 minggu |
Gang pertenunan cukup padat, dan bukan tidak mungkin ada orang yang nyasar disini, gangnya rumit dan banyak hehe. Hasil riset pribadi field supervisor tim kami sarung samarinda ini sebenarnya bukan benar-benar asli kota ini. Para penenun adalah migran bugis yang berpindah ke Kalimantan timur. Ya, hampir semua penghuni gang pertenunan adalah orang bugis. Saya sudah cerita kan kalau di samarinda teebentuk kantong-kantong migrant dari daerah tertentu juga pengelompokan pekerjaan menurut daerah asalnya? Gang pertenunan inilah salah satunya.
Lalu apakah motif kain sama dengan sarung bugis asli dari Sulawesi? Tentu tidak. Untuk motif sudah dimodifikasi khas kaltim, bunga-bunga besar dengan warna-warna mencolok. Khasnya sih warna ungu. Tapi ada juga motif kotak-kotak biasa.
Sarung motig yang rumit dibuat sekitar 2-3 minggu |
Saya beruntung sempat mengobrol banyak dengan salah satu penenun disana. Untuk harga sarung yang motif kotak-kotak biasa dihargai Rp 150.000 sedangkan untuk yang motifnya rumit seharga Rp 300.000. ada juga yang sepasang untuk laki-laki perempuan seharga Rp 500.000. murah bukan? Langsung di pembuatnya sih. Padahal pembuatan satu sarung bisa memakan waktu 2 minggu loh. saya diberitahu bagaimana cara membedakan sarung tenun asli dan hasil tenun mesin. Menurut pembuatnya, tenun handmade cenderung kasar daripada buatan mesin, dan dalam satu sarung pasti ada sambungannya, karena 1 sarung tidak mungkin terdiri dari 1 lembar kain. Beratnya juga lebih dibandingkan hasil tenun mesin.
Motif dan warna sarung khas samarinda, agak hore tapi cantik :D |
Cara merawatnya? Tidak boleh dicuci pake sabun/detergen, nanti rusak. Selain itu kain juga tidak boleh diperas. Kalo mampu sih mending dry clean saja hehehe. Oia, harga untuk songket tenun mesin adalah Rp 70.000 termasuk selendang. Bisa dibeli da pasar pagi dekat pelabuhan samarinda. Saya sempat membelinya di tahun 2010, yang tenun mesin tentunya karena saya gak punya uang. Kain itu yang saya pakai di waktu wisuda. Cantik sekali loohh… :D
Mbak,, mau dooong.. bisa nggak aku beli sama mbak Wardha..
Sbb susah mencarinya dmn..
cantik banget..
kalo boleh dikirim, 2bh warna spt yg mbak foto..
mau bikin baju..:D
alhmd kalau bisa..