Senja di Mahakam

April 2009,

Pertama kali saya ditugaskan ke luar Jawa. Jangan tanya soal perasaan, pasti girang bukan kepalang. Pertama kali saya dapat kerja tetap eeh langsung dibuang ke Kalimantan Timur hehehehe.

Singkatnya pagi itu saya berangkat, jam 6 pagi sudah di bandara, bersama 3 kawan satu tim ditambah bos besar saya. Pagi itu ternoda karena saya terlambat, kena marah saya di depan pacar saya uuhhh..malu hehe. Tapi biarlah,,

Kali kedua saya naek pesawat, jadi gak begitu norak :p
Tapi, begitu hampir mendarat saya mendadak norak, pengen liat kalimantan dari atas. Gak seperti dugaan saya, Kalimantan ternyata gak melulu hutan.



*****
Bandara Sepinggan, Balikpapan. 
Saya lupa omelan bos besar saya, senyum terkembang lebaar sekali, oleh supervisor (mas wisnu) saya disarankan melakukan upacara ’gedruk bumi’ yaitu menghentakkan kaki tiga kali. Menurutnya saya harus melakukan itu karena ini pertama kalinya saya menginjakkan kaki di bumi etam hahaha, sebenarnya ini hanya bercanda. Tapi karena saya terlalu senang sayapun melakukannya dengan penuh kebahagiaan.

Perjalanan dari Balikpapan ke Samarinda masih sekitar 3 jam jalur darat. Kami dibagi dua mobil dan saya kebagian sama bu muji dan pak bos. Sepanjang jalan saya tidak bisa memejamkan mata. Rasanya saya ingin menjadi saksi tiap jengkal tanah Kalimantan. Tidak ada hutan lebat seperti bayangan saya, atau kebun-kebun sawit. Saya melewati bukit Soeharto, dan taman nasional Bukit Bangkirai (yang dua tahun kemudian, tahun 2011 saya kunjungi).

3 jam kemudian, saya sampai di Samarinda, pertama daang saya langsung disuguhi keelokan sungai terpanjang di Indonesia, Mahakam. Sungai sebesar itu baru pertama saya lihat.

*****
Karena saya kesana untuk bekerja, baru hari ketiga saya sempat berjalan-jalan. Sore hari setelah training saya dan teman-teman memutuskan untuk berjalan-jalan. Amanat bos besar saya juga, pak bos menyuruh teman-teman yang berasal dari Samarinda untuk menceburkan saya ke sungai mahakam hahahahaha, beliau bilang saya belum ke samarinda kalau belum berenang di mahakam.
Menanti senja di tepian mahakam 

Jadilah sore itu kami ke tepian (sebutan untuk taman disisi Mahakam).
Jika banyak orang tidak percaya pada cinta pada pandangan pertama, kali itu saya mengalaminya. Walaupun tepian berada persis di tepi jalan utama, saya tidak begitu merasakannya. Angin semilir, matahari yang hangat, suara tongkang pembawa batubara... Ini... INDAH... belum ketika senja datang, Subhanallaahhh.... Saya berikrar sore itu: saya cinta senja di tepi sungai Mahakam.
Senja di tepian Mahakam, Subhanallah..Indah yaa?

Foto yang saya ambil tampa editan sama sekali,,diambil dari kamera pocket biasa. Apa artinya? Itulah keindahan asli senja mahakam.
Teman saya bilang, kalau saya minum air mahakam saya pasti akan kembali kesini, apakah saya melakukannya? Hahahaha tentu tidak, nyatanya takdir membawa saya kembali beberapa kali



0 Responses

Post a Comment