Fabi ayyi ala i rabbikuma tukaththiban


Penggalan surat Ar-Rahman, yang selalu menjadi favorit saya.

Fabi-ayyi ala-i rabbikuma tukaththibani
 kata-kata maha dasyat yang selalu sanggup membuat saya bangkit dari keterpurukan,
ketika apa yang saya ingini belum bisa saya raih,
 Fabi-ayyi ala-i rabbikuma tukaththibani
 ayat yang menurut saya sederhana tapi sarat makna,
entah kenapa ingin menangis rasanya ketika saya yang rapuh ini mencoba berdiri setelah terjatuh,
 Fabi-ayyi ala-i rabbikuma tukaththibani
 ayat yang sanggup membuat saya merasa dekat kepadaNya,
yang mampu mengkerdilkan saya dari kesombongan dan keangkuhan diri

Fabi-ayyi ala-i rabbikuma tukaththibani
Then which of the favours of your Lord will you deny?
Maka nikmat Tuhan yang manakah yang kamu dustakan?
 
Allah...aku mencintaiMu, Engkau tahu itu,
terimakasih...


Selengkapnya...

Menyusur Lereng Lawu (part 2)

Cerita Sebelumnya.... :D

Subuh...
Semangat sudah membara, setelah solat dan mandi kami sarapan sambil misuh-misuh menunggu mas alan yang belum juga sampai ke rumah mbak norma. Jadwal perjalanan kami mundur dari rencana gara-gara juragan bakso itu hehehe...

Candi Cetho dan Candi Sukuh yang akan jadi tujuan kami hari ini...

Sekitar jam 8 pagi kami berangkat, naik bis yang menuju terminal. aiihhh...maafkan saya yang lupa nama bis dan terminal juga ongkosnya. Pokoknya terminalnya itu dekat stasiun solo balapan. Dari stasiun kami naik bis lagi jurusan tawangmangu. lupa juga ongkosnya, yang ngurus kan mas wisnu pokoknya saya sudah setor 50ribu, beres perkara haihai...!!


Perjalanan menuju tawangmangu cukup jauh, sekitar 1 jam, dan karena kami sama-sama belum pernah ke kedua candi itu, kami minta petunjuk bapak kernet bis yang baik, saya tidur selama di perjalanan. ngantuk sekali rasanyaa...

Kami turun di terminal tawangmangu Intinya, kalau mau kesana bilang saja ke pak kernet bisnya, mau ke cendi cetho, nanti pasti diturunin di terminal itu...



Kami ganti angkot yang menuju arah candi cetho, memang gak sampai ke candinya, tapi nanti kita akan diturunkan di pangkalan ojek. Disana kami tawar menawar harga. Sekali lagi urusan mas wisnu hahahahaha. Kami terima beres. Empat ojek kami sewa, masing-masing satu orang. Berdasarkan cerita bapak-bapak ojek itu candi cetho masih sangat jauuuhh diatas. Nah, itu sebabnya saya pilih ojek yang motornya mirip punya bapak saya honda GL, saya tau motor itu bandel dalam urusan tanjak menanjak..



Benar saja, perjalanan yang mengerikan namun indah itu ditempuh dengan mudahnya, sambil ngobrol tentang putri bapak ojek itu saya menikmati indahnya hamparan kebun teh di kanan kiri, sebenarnya saya kurang bisa menikmati, karena saya gak pake helm dan memakai softlens, jadi sepanjang jalan mata saya kriyip-kriyip.






Sampai di puncak bukit, saya seperti dibawa ke BALI...!!!
Serius, saya gak main-main...berjejer gerbang ala bali di pinggir-pinggir jalan. Dipuncaknya ada seperti sebuah pura yang tertutup kabut. Waahhhh.....benar-benar indah,,,

Banyak sejarah tentang candi cetho, yang saya gak tau...seperti lambang-lambang lingga yoni. Juga cerita tentang kenapa ada masyarakat Hindu diatas bukit ditengah-tengah Jawa Tengah. Kabarnya gara-gara perkembangan agama islam di pusat pemerintahan sehingga masyarakat hindu itu mengungsi ke atas bukit di lereng lawu. Begitu...





Candi ini terdiri dari 13 tingkat (banyak yaa..) nah, di tingkat 11-12 terdapat beberapa ruangan yang digunakan untuk bersemedi, tandanya gampang saja, jika ruangan itu digembok berarti tidak ada yang bersemedi di dalamnya.

selain candi cetho, di kawasan itu juga terdapat candi kethek dan puri saraswati yang digunakan sebagai tempat pemujaan Dewi Saraswati. berbeda dengan candi kethek yang hanya tampak seperti tumpukan bata, puri saraswati ini sangat bersih dan indah. sepetinya juga baru dibangun sehingga masih tampak terawat..




Puas menikmati indahnya, kami beristirahat di warung dekat gerbang candi, menyantap mi instan dan secangkir kopi panas. Waahhh...cocok sekali di udara seperti ini. Di warung itu pula, kami menyusun rencana menuju candi sukuh. Bertanya dengan bapak penjual warung, bapak itu menawarkan dua alternatif, naij ojek atau jalan kaki. naik ojek mungkin sekitar 25-30 ribu. Kalau jalan kaki, kata bapak itu "dekat saja, dibalik bukit itu" 

Setelah mempertimbangkan berbagai hal, dan bujuk rayu mas wisnu tentunya, diputuskan untuk berjalan kaki...

Nah, penderitaan kami akan bermula sekarang
...bersambung...


Selengkapnya...

Menyusur Lereng Lawu (Part 1)

Pertengahan Tahun 2010, saya dan ketiga teman kantor saya merencanakan perjalanan backpacker. Bermula ketika kami dilanda kelelahan mental (hahahahaha, sedikit berlabihan) setelah survey lapangan berakhir. Hmm, sedikit info, kami bekerja pada satu proyek riset survey di jogja.

Sebenarnya perjalanan itu bisa dibilang tidak sengaja, bermula dari celetukan mas wisnu, rekan kerja saya yg rindu berpetualang. mungkin dia muak berkutat dengan kuesioner, sementara tubuhnya tersusun dari jutaan kata yang berhubungan dengan alam. Mendengarnya berkata begitu saya mendadak bersemangat, akhirnya pembicaraan sampai kepada tujuan perjalanan. Dari Pangandaran, Kampung Naga, Pulau Sempu dan sebagainya. Tapi ternyata yang berminat hanya saya dan mas wisnu, hhhmmmm.... Bakal repot nanti urusan perijinan perjalanan saya.

Usut punya usut, mas wisnu mengingat ada satu tempat yang ingin dia kunjungi di daerah Karang Anyar, Solo. 2 buah candi eksotis di lereng Gunung Lawu. Akhirnya saya dan mas wisnu sepakat pergi kesana dan berencana melancarkan bujuk rayu kepada dua orang teman kantor kami yang memang tinggal di daerah sana. Saya bocorkan satu rahasia, mas wisnu itu sangat ulung dalam perkara rayu-merayu dan gombal-menggombal, jadi taktik kami untuk mendapatkan tempat menginap gratis berhasil dengan sukses!! \(^.^)/

Tema perjalanan kami kali ini Backpacking, jadi kami mempersiapkan masing-masing Rp 50.000 rupiah, diserahkan kepada mas wisnu sebagai penannggung jawab perjalanan. pesertanya 3 orang saya, mas wisnu, mbak norma dan mas alan.

Singkat kata...

Jumat, 23 Juli 2010
Pukul 18.30 kami berkumpul di stasiun lempuyangan. mas alan sudah berangkat dulu, naik motor, karena masih berkepentingan mengurus warung baksonya hehehehehe

Pukul 19.00 kereta Prambanan Ekspres yg akan membawa kita ke Solo. Rp 9.000 rupiah. Beruntung kami mendapatkan tempat duduk. hhmmm....nikmatnya, dapat tempat duduk di prameks, liyer-liyer deh saya...
kami turun di Stasiun Solo Balapan, dijemput papa mbak norma langsung menuju ke rumahnya..



Setelah beristirahat dan makan malam (gratis hehehe) kami berempat menjelajah malam di kota Solo. Ngarsodipuran dan keraton solo menjadi tujuan kami. Saya kurang begitu mengerti sejarah ngarsodipuran, yang pasti malam itu ngarsodipuran tengah bersiap untuk pementasan keroncong esok malam. Biar saya gambarkan. Ngarsodipuran adalah sebuah jalan di Kota Solo, terdapat semacam museum, ada satu tempat, saya lupa namanya. yang akan menjadi tempat pementasan keroncong. di depannya terdapat patung sepasang orang berpakaian adat jawa dan sebuah kentongan raksasa. satu yang jadi favorit saya, Pohon Lampu Sarang burung... waah itu cakep banget!!


Dibawahnya kami bercerita tentang masa kecil kami. Sewaktu SD, kami mendapat pelajaran muatan lokal jawa yang di dalamnya ada pelajaran karawitan (gamelan jawa) dan nembang (menyanyi) jawa. hwahhh seru sekali...!! belum lagi kehebohan cara kami bercerita yang sangat lebay hahahahahaha

setelah itu, kami jalan-jalan berkeliling kraton solo, hanya berjalan-jalan saja, karena seingat saya waktu sudah larut malam. Nah, karena kami sudah lapar, akhiqnya kami nongkrong di angkringan di daerah Solo baru, di jalan menuju waterboom Pandawa, dekat patung hanoman. Jam 1 dini hari kami sampai ke rumah mb norma dan langsung istirahat. karena esok one day trip kami dimulai jam 7 pagi...

...........zzzzz.......

Bersambung kesini looh ^^ Selengkapnya...

Ulang tahun saya vs Pangrango

Saya bingung harus memulai dari mana. Yang saya tahu pasti saya sedang merasa gundah, saya sedang merasa diperlakukan jahat atau tidak adil. Tapi, sejujurnya ada yang berkecamuk dalam hati saya (halaahhh...).
Begini, mengenai saya dan mas, hehe, hidup saya akhir-akhir ini penuh dengannya. Saya tidak sedang bertengkar memang, kami masih berkomunikasi seperti biasa, masih terkadang memanggil ’cinta’. Masih mengucapkan selamat tidur, selamat pagi dan memberi semangat ketika kami sama-sama akan berangkat bekerja.
Lalu apa yang salah? Ini yang saya tidak mengerti. Saya tau mas sangat menggilai berpetualang. Dia rindu naik gunung, itu yang dia beritahukan pada saya dengan segenap kemelankolisan yang dia punya (bahkan dia tidak pernah seperti itu pada saya). Tapi dia ingin melaksanakannya pada hari ulangtahun saya. Padahal jauh-jauh hari kami sudah bersepakat untuk menghabiskan waktu berdua di hari itu. Bagaimana mungkin saya tidak gundah??
Hati saya berontak, saya sempat marah, marah sekali.... saya memang belum menumpahakan amarah saya kepada mas, saya bingung...
Di sisi lain saya juga merasa egois, saya takut saya salah melarang-melarang kesenangan mas. Tidak adakah jalan tengah??
Saya ingat perkataan seorang teman kalau laki-laki sejenis mas nobel saya itu memang jangan terlalu diikat, biarkan dia bebas karena dia tidak akan berpaling. Intinya adalah laki-laki yang terobsesi pada satu hal dia hanya akan melihat hal itu. Tapi kan saya sudah merencanakannya jauh-jauh hari? Kenapa dia sekonnyong-konyong membatalkannya hanya karena kemelankolisannya yang mendadak rindu mendaki itu?
Salahkah saya menuntut janji saya?
Salahkah saya melarangnya?
Salahkah saya memaksakan kehendak??

”untuk mas dan gunung dinda harus rela mengalah” katanya
Posisi saya tidak menguntungkan kali ini, saya hanya bisa berharap keajaiban....

Mungkin ulang tahun saya memang tidak semenyenangkan menaklukkan pangrango..


Selengkapnya...

Kawaii Sushi

Ini pengalaman kedua saya makan sushi, rencana yang muncul tiba-tiba setelah iseng membaca beberapa review tentang restoran (hhmmm, kalo boleh saya sebut restoran) sushi di pom bensin Coco dekat jembatan lempunyangan.


pom bensin coco?? ya, itu memang namanya, saya baru tahu setelah melitah struk pembayaran, dan teman kantor saya memang mengiyakan. Katanya itu daerah jajahannya jadi dia tau, setelah ditanya kenapa bisa bernama begitu dia hanya bisa menjawab COCO diambil dari kata kidul kali. Thats it! Agak maksa yaa?? hhmmm,,,sangat memaksa saya rasa lebih tepat hahahahaha

oya, karna ini pengalaman kedua saya makan sushi tidak berarti saya suka sushi yaa...
pengalaman pertama justru sangat menakutkan!!
Waktu itu saya bersama teman2 kantor saya sepakat untk makan bersama di Hotaru cafe, saya tidak tau alamatnya, yang pasti di depan mirota gejayan. nah, berhubung saya belun pernah makan makanan jepang dan saya sudah membuktikan bahwa udang mentah segar itu enak saya berani-berani saja pesan sushi... waktu itu saya pesan sushi kepiting, karena saya sedang rindu kepiting HARRY CRAB di Samarinda yg super enak itu.

Ternyata harapan saya sirna, pertama kali disajikan saya sudah menciium aroma-aroma tidak sedap dari makanan yg saya pesan, saya bingung bau apa, entah dari norinya atau amis kepiting atau apalah saya juga tidak tau, pokoknya saya makan aja, tapi ternyata..hueeekkkkkssssssssss!!!!!!!!!!! Di dalamnya ada potongan ALPUKAT!!! Yaaiiiikkkkssssss!!

finally jangan ditanya nasib itu sushi...

Setelah berapa lama saya membeanikan diri makan sushi lagi, kawai sushi itu, saya berani karena slogannya "Japanesse food Indonesian taste" dan menurut review beberapa orang isi sushinya dimasak, hhmmmm padahal saya rindu makan udang mentah segar.

karena itu saya mengajak dua teman kantor saya untuk makan disana, jadilah kita bertiga pergi. menerabas hujan sore-sore. jogja lagi melow, makanya nangis melulu hehehehe


Sebuah tempat di SPBU yang jadi tujuan kami, saya menemukannya tidak sengaja ketika mengisi bensin kala saya dan anak-anak kos sendok jaya piknik ke pantai siung. kecil saja tempatnya, bernuansa hijau. Menu yang saya pesan hhmmm, sempat bingung membolak-balik menu, saya juga meneliti satu persatu apakah ada kandungan alpukat di dalam menu itu, kalo iya hmmmpphhh jangan harap saya pesan. alpukat dicampur nasi, rasa itu mengerikaaannn!!!!!!



Akhirnya, saya pesan Tempura Shrimp Roll sushi dan lemon tea, teman saya menyarankan ocha biar berasa makan makanan jepang. tapi saya gak suka teh tawar....

Dan ternyata pesanan saya gak salah, itu enak. cukup bisa diterima lidah ungaran saya hohohoho. apalagi itu disajikan dengan bubuk cabe, waahhh kan itu Indonesia banget, lebih enak kan daripada wasabi yg macem odol. Hmm, acar jahe juga diberikan sebagai pendamping, ini gak kalah gak enak hahahaha

saya pikir sih bukan salah restoran atau sushinya kalo saya bilang gak enak. Lidah saya ini yg jadi biang keladinya ^^



Selengkapnya...