Time to go, Kos Sendok Jaya
7:28 PM
Clear Invasi Kos :D |
*menghela nafas* berat sekali rasanya, tepat empat tahun lalu saya datang, dengan pick up membawa semua perkakas dari kos lama di Blimbingsari. Dibantu tiga sahabat saya, Yudha, dismas dan triyono. Mereka membantu mengangkut barang-barang dan menata kamar baru saya. Kamar bertegel berukuran 2,5m x 3,5m. Sebenarnya kos ini steril dari laki-laki, tapi karena saya baru pindahan jadi saya dperbolehkan memasukkan tiga kucrut itu untuk bikin ribut kosan baru saya.
Kos Sendok jaya, begitu namanya. Dulu, masih ada wartel dan warung di depan kos yang bernama Sendok Jaya. Kawasan berbentuk letter U, saya menghuni salah satu sudutnya, disamping kamar saya ada Mbak Tiki, mahasiswi arsitektur UGM, sebelahnya mbak Anggi, mahasiswi S2 kedokteran hewan, kamar ujung adalah mila, waktu itu mila masih jadi mahasiswi d3 akuntansi, 2 kamar yang sederet dengan mila masih kosong tapi nantinya akan dihuni Ido dan ninggar, deretan seberang waktu itu Cuma ada mbak devi dan mbak meta. Lalu ada Dewi, mbak erna, Neni, dan Hesti yang ikut merubah formasi kami. Hhhmm Fuah dihitung gak yaaa hahahaha,
Pindah kesini karena saya ingin meninggalkan serpihan hati saya di kos lama, saya patah hati, yaa.. saya ingin meninggalkan semua, kos ini memang dekat dengan kos mantan saya, tapi saya memang sengaja, saya ingin menghadapinya dengan gagah, saya gak lemah. Karena itu saya menantang diri saya.
Buat saya tempat ini istimewa, taman bunga di tengah-tengah kamar kami benar benar jadi nilai plus. Kami sering nongkrong di depan kamar idho dan bercerita semua hal. Jangan tanya kalo mbak meta yang bercerita, orang itu seperti gak kehabisan bahan banyolan. Kami gak pernah berhenti tertawa kalo ada mbak meta. Bahkan cerita sedihnya pun bisa kami tertawakan, entah kami yang kejam atau memang cara mbak meta yang ekspresif.
Kami Cuma dijaga Yu Yah, sekali-sekali ibu kos datang dari jakarta membawa serta cucunya Razan dan Afra yang hobi sekali menyidak kamar kami. Tiba-tiba tanpa babibu mereka membuka kamar kami, hyaaa.....!! atau tiap pagi mereka berteriak-teriak, lain waktu mereka main ke kamar kami dan menanyakan semua hal. Kalo mereka datang kami gak pernah bisa bangun siang hahahaha
Seluruh penghuni kos ini adalah sahabat saya, merekalah saksi dari tiap langkah saya, kadang saya bisa ber jam-jam di kamar mila, bertukar pikiran, menangis, kemudian tertawa. Begitupun sebaliknya. Saya dan semuanya bisa membicarakan semua hal, menertawakan semua hal.
Our togetherness @ Siung Beach |
Teman-teman saya jadi saksi saya patah hati, kemudian masa-masa pedekate sama mas, saksi mantan-mantan saya yang pengen balik lagi. Mereka yang meledek saya ketika tiap malam minggu mas mulai sering ajak saya keluar, mengingatkan posisi saya dan mas. Bukan Cuma teman-teman saya. Teras depan itu juga jadi saksi bisu banyak hal, ketika suatu malam hujan dua orang yang duduk disana sama-sama kelu, tidak mampu bicara. Cuma sanggup menikmati hujan dan dingin karena sadar cinta sudah ada di hati mereka aaiiissshhh.....
Atau ketika seorang lelaki memberikan hadiah ulang tahun sebagai sebuah pertanda ‘kau dan aku selalu untuk selamanya’
Jendela kamar saya yang langsung ke jalan adalah akses terbaik untuk mbak meta, terutama, minta tolong dibukain pintu hwahahahaha,
Dan saya gak pernah absen buat menangis di depan ninggar, mila dan ido setiap saya selesai bimbingan, dipan di depan kamar ninggar selalu jadi tempatnya, mereka loh selalu membesarkan hati saya. Saya suka tempat ini...
Pernah satu kali, Dina, teman kantor saya datang, ketika magrib dan akan ambil wudhu, mila, idho dan ningar sedang mengaji. Besoknya dia bercerita ke seisi kantor kalo saya ngekos di pesantren hahahaha. Dan kami gak sealim penampian kami kok, kami benar-benar manusia biasa, remaja pada umumnya, tampilan kami muslimah tulen :D tapi kami juga punya sisi ‘nakal’ yang biar kami aja yang tau.
Kami benar-benar menghargai prinsip individual masing-masing. Pun ketika satu masalah pelik menimpa salah satu dari kami. Atau ketika mila berpindah haluan jadi ukhti-ukhti hehehe, dia masih mau dengar curhatan kami soal lelaki, tanpa menjudge kami macam-macam. Dia yang gak kenal lagi istilah ‘pacaran’ masih mau dengar keluh kesah saya soal ‘pacar’. Buat saya mila itu luar biasa,saya belajar banyak hal dari dia, dan sahabat saya itu akan menikah. Itu keinginan sejak lama, menikah di usia 24, tanpa tahu siapa calonnya, terbayangpun tidak. Dan tahu-tahu dia akan menikah, saya iri-iri bahagia... hehehe
Biarpun saya sesepuh disini, adek-adek saya seperti ninggar, ido dan dewi bisa ngajarin saya buat jadi lebih dewasa, mereka punya sisi indah masing-masing. Saya senang bisa dekat dengan mereka, bisa kenal dan merasakan ketulusan mereka, kesabaran mereka, kelembutan hati mereka, kenakalan mereka, kejutekan mereka. (duwh..kok jadi mbrebes mili yaa...)
Look!! That's our future!! |
Oh, sebelum mila pergi, sempat terjadi segmentasi posisi kamar kami, deret kamar saya adalah deret wanita karir, waktu itu Cuma saya dan hesti yang memang sibuk bekerja, deret seberang saya adalah wanita gak jelas hahahahaha, ada dewi, neni dan fuah, mereka sering gak ada dikos dan gak jelas juntrungannya pergi kemana. Kehadiran fuah lagi seperti ada dan tiada ^.^v. Deretan kamar yang dihuni mila, ido dan ninggar adalah penjaga kos, mereka jarang absen, pergi Cuma kalo benar-benar ada perlu hohohoho.
Mila's Farewell party |
Ini saatnya saya pergi, 4 tahun yang indah bersama sendok jaya, mereka adalah bagian dari kesuksesan saya, mereka akan selalu ada di hati saya.
haduh.... saya terharu... "mewek2, kosek2.. mojok... garuk2 tanah.....
mbak warda..... knpa kau cepat pergi meninggalkanku disini... hahahaha
Pas kae, pas aku minjem leptopmu yo karo mimbik-mimbik nulise hehehehe, yang penting kan hati kita tetap dekat do. Aku baru tau kamu punya blog. tak follow yaa :D
sooooooooo sweeeeeet
Waaa senangnya, kupikir kalian bakal marah gara2 kicauanku yag terlalu jujur hahaha, mil, blog mu udah tak follow :D
cihaaaaaaaaaaaaa,,,,makasih juga mbk warda tas peninggalanya hoho..
Jangan lupa mampir pokokny wkwkwk...
mbak kangen iki