Menjelang subuh, biarpun malamnya tidak nyenyak tidur semalaman, tapi wajah saya tetap cerah ceria untuk menghadapi hari itu, 2 Febuari 2011. Bergegas mandi, memanaskan motor dan ngebut ke kantor, tepat saat azan subuh berkumandang saya tiba di kantor, menebarkan semangat ke semua penjuru dengan hebohnya sembari bersiap solat subuh. Hari itu saya akan ke Makassar!!!
Dengan pesawat pukul 6 pagi, ba’da subuh saya menanti taksi yang akan membawa saya, mbak norma, dan mbak izzah ke bandara. Sementara mas alan dan mas idris masih galau menanti supir fakultas yang akan mengantar, mereka bertanggung jawab terhadap logistik seminar, dan semua itu sudah ditata rapi dalam mobil sejak semalam.
Kami tiba di bandara pertama kali, dan resah karena tim kami belum datang. Rencana penghuni bulaksumur J2 yang Cuma 12 orang itu akan berangkat semua. Kami hendak mempresentasikan hasil riset kami di makassar. Resah kami bukan karena pesawat yang sudah akan berangkat, tapi karena supir yang mengantar mas idris dan mas alan belum juga tiba. Kami resah kalau-kalau meraka sampai setelah pak bos tiba. Beliau akan marah besar, hhmmm beliau adalah penegak disiplin. Dan paling tidak suka dengan orang terlambat. Beruntung tidak lama rombongan logistik datang, naik taksi, entah kemana pak supir itu dan pak bos datang tepat saat kami selesai memindahkan barang ke troli, syukurlah.
Setelah pak bos mengabsen kami, kami bergegas chek in. Di rombongan itu saya yang tampak sangat heboh, kenapa? Ini pertama kali saya ke makassar bookk!! Gratis termasuk akomodasi dan uang saku hohohoho, sebenarnya ada lagi, mas alan itu, tap dia tidak heboh, soalnya dia phobia terbang. Melihat muka heboh saya, mbak norma memasang tampang ‘berisik!! Dasar wong ndeso rak tau neng makassar” hehehehe, dia adalah yang bermuka paling masam. Kenapa? Sejak pertama kali bekerja di kantor ini dia tidak pernah pindah tugas dari makassar, seperti halnya saya yang tidak pernah pindah dari samarinda. Begitulaahh….
Singkat kata, kami sampai di makassar dengan selamat, meskipun ada insiden memelas waktu take off di jogja: tutup bagasi kabin diatas kursi mas alan terbuka, dan si phobia terbang itu menutupnya pada saat pesawat masih dalam posisi take off dan lampu sabuk pengaman belum mati. Dengan wajah yang pucat pasi tentunya….
Dengan semangat membara saya turun pesawat, bertekad mengabadikan foto diri di depan tulisan Bandara Sultan Hassanuddin. Tapi ternyata hujan! Turun dari pesawat kami dijemput bis untuk menuju ruang pengambilan bagasi. Errrrgghhh…!!
And here I am!! MAKASSARRR…!!! Surga makanan enak, pintu gerbang indonesia timur. Kami dijemput kak Ida untuk menuju tempat kami menginap, rusunawa univ. muhammadiyah makassar. Sepanjang jalan hujan, dan meluhat sekeliling, rasanya déjà vu. Kok makassar gini sih, beberapa bagian mirip dengan surabaya, entah kenapa seperti tidak di makassar. Hahahahaha….
Oohh, bagian ini banyak yang bagian ngeselin-nya. Jadi gak usah saya ceritakan saja lah yaa… nanti saya jadi kesel juga hehehe. Jadi hari itu kami istirahat, sambil menunggu teman-teman kami dari seluruh penjuru indonesia datang, jadwalnya Cuma hore-horean, sambil kenalan samma tim riset dari daerah. Wooohhh…senang sekali lo bisa kumpul disini. Nah, sorenya, saya kabur sama mbak norma, cari makan enak, gara-gra makan siangnya nasi padang. Hwahahaha, jengkel bukan main saya jauh-jauh ke makassar bukannya dijamu sama menu makassar tapi malah sama nasi padang. Tapi sudahlah, toh saya bisa jajan diluar.
Oke, next day. Saya sudah dandan cantik untuk seminar, hari itu jadwal saya mempresentasikan paper saya. Agak ngantuk sih karena malamnya mengulang lagi bahan presentasi. Tapi pokoknya saya mau tampil maksimal!! Dan hari itu galau saya bertambah, saya batal presentasi, gara2 waktunya habis. Oouuugghhhh!!! Okelah,,, wajar kalo molor, namanya juga indonesia,,, Gak lama eka menawarkan untuk jajan sara’ba. Dan mbak norma menawarkan untuk ke pantai losari. Woooo..tentu saja saya pilih ke losari, sara’ba kan deket situ aja hehehe. Jadi sara’ba itu semacam bandrek kalau di jawa, biasanya warung sara’ba gabung dengan warung gorengan.
Bubuhan Rumici Samarinda |
Akhirnya saya ke losari, carter pete-pete (angkot). Sore itu Losari ramai sekali… pantainya biasa sih, Cuma karena ini khas makassar kami jadi excited. Foto-fotolah kami disana, sempat mau naik kapal, tapi kami dapat harga turis, beruntung kami bawa Awank, kawan kami yang asli makassar. Jadi berhasil kami deal harga, bahasanya saya gak ngerti lah, bingung…
Alam, lagi-lagi tidak berpihak, hujan, dan kami batal naik kapal. Untuk mengobati kekecewaan kami makan pisang epe, pisang muda bakar ditambah kuah gula, enak banget pokoknya sore-sore begini, kami pesan coklat keju dan rasa durian, tapi duriannya gak begtu kerasa. Oh iya, dari pantai losari terlihat jelas loh tanjung bunga. Nan di ujung tanjung bunga itu ada Trans Studio, tampak seperti pulau sendiri, bengong-bengong kami melihatnya. Kamii lantas menghitung-hitung waktu untuk bisa menyempatkan diri kesana hahahaha…
Setelah makan pisang epe, mbak norma mengajak kami ke lapangan karebosi, sekalian dinner konro. Kami kembali carter pete-pete. Karebosi ini lapangan, dulu katanya tempat gaul anak-anak makassar. Banyak pedagang kaki lima juga. Tapi sekarang tidak, sepi sekali. Tepat dibawah lapangan ini ada mol, namanya karebosi link, jadi molnya ini dibawah tanah gitu. Karena hujan deras, kami berteduh di tepi lapangan, menurut saya suasana disini mirip banget kayak di monas, kok bisa? Iya…jadi di seberang lapangan itu ada monumen mandala yang mirip banget bentuknya kayak monas, terus disampingnya banyak gedung-gedung tinggi. Yang mencolok tentu saja gedung milik dinasti Kalla. Ketauan lah pokoknya makassar ini punya siapa :D
Hujan belum reda tapi perut kami sudah keroncongan, menerobos gerimis, kami berjalan menuju satu tempat yang membuat ternyata membuat saya gila. Tidak jauh dari lapangan karebosi, inilah tempat itu: KONRO BAKAR KAREBOSI. Saya 1 meja dengan mbak norma, dan awank, gabung dengan kak ida, kak linda, dan mbak dani yang ternyata sudah lebih dulu datang. Kami bertiga memesan 2 porsi konro bakar dan 1 porsi sup konro.
Bagian ternikmat adalah menyesep-nyesep tulang iga, wooohhh..nikmatnya sampe ke sumsum! |
Mau tau rasanya…??? Saya bingung menggambarkannya. Makanan ini LUAR BIASA ENAK!!! Iga bakar pake bumbu kacang, subhanallah…. Gak bisa digambarkan dengan kata-kata. Saya tau kenapa ini terkenal ke seantero negeri. Haduuu…saya menuliskaannya sambil terbit air liur, ada cabangnya di jakarta nih, bisa kapan-kapan saya coba hehehe.
Sup konronya menurut saya sih bumbunya kurang nendang. Konro bakarnya? JUARAAAA…!!!!!! Sadap sedap sedaaapppp…!!!! Tapi tapi, buat yang darah tinggi atau asam urat jangan makan yaa, bisa bahaya. Pak bos saya kalo habis makan ini jempolnya gak bisa digerakin..
Kegalauan saya sejak pertama kali tiba terbuang begitu saja, dan sampai rusunawa saya bisa mengulang materi presentasi dengan bahagia :D
Post a Comment