Photo Session : Gadis Desa (-.-')

Location : Sawah di pinggir kali garang, Ungaran
Photo by Mousetrap Picture

Wardrobe : gift from Winda, my friend
Selengkapnya...

Photo Session : Picnic Time

Location : Taman Sari Water Castle, Yogyakarta
Model : Me, Ridho (my brother) and Indira (my cousin)
Photo by Mousetrap Picture








Selengkapnya...

Photo Session : Sok-sok an Pre-Wed :p

Location: Benteng Vredeburg, Gedung Agung, Taman Pintar
Photo by Mousetrap Picture
Wardrobe milik pribadi, no make up








Selengkapnya...

Photo Session : Graduation

Location : Balairung UGM (Gedung Pusat Universitas Gadjah Mada)
Photo by  Mousetrap Picture
Kebaya by Kurnia Modiste, sarung songket Samarinda
Make Up by Zie







Perjuangan 5 Tahun dan 4 bulan: Warda Latifiana, S. Sos




Foto ini dicetak besar-besar dan sekarang terpajang di ruang tamu rumah saya

Selengkapnya...

Time to go, Kos Sendok Jaya

Clear Invasi Kos :D

*menghela nafas* berat sekali rasanya, tepat empat tahun lalu saya datang, dengan pick up membawa semua perkakas dari kos lama di Blimbingsari. Dibantu tiga sahabat saya, Yudha, dismas dan triyono. Mereka membantu mengangkut barang-barang dan menata kamar baru saya. Kamar bertegel berukuran 2,5m x 3,5m. Sebenarnya kos ini steril dari laki-laki, tapi karena saya baru pindahan jadi saya dperbolehkan memasukkan tiga kucrut itu untuk bikin ribut kosan baru saya.

Kos Sendok jaya, begitu namanya. Dulu, masih ada wartel dan warung di depan kos yang bernama Sendok Jaya. Kawasan berbentuk letter U, saya menghuni salah satu sudutnya, disamping kamar saya ada Mbak Tiki, mahasiswi arsitektur UGM, sebelahnya mbak Anggi, mahasiswi S2 kedokteran hewan, kamar ujung adalah mila, waktu itu mila masih jadi mahasiswi d3 akuntansi, 2 kamar yang sederet dengan mila masih kosong tapi nantinya akan dihuni Ido dan ninggar, deretan seberang waktu itu Cuma ada mbak devi dan mbak meta. Lalu ada Dewi, mbak erna, Neni, dan Hesti yang ikut merubah formasi kami. Hhhmm Fuah dihitung gak yaaa hahahaha,

Pindah kesini karena saya ingin meninggalkan serpihan hati saya di kos lama, saya patah hati, yaa.. saya ingin meninggalkan semua, kos ini memang dekat dengan kos mantan saya, tapi saya memang sengaja, saya ingin menghadapinya dengan gagah, saya gak lemah. Karena itu saya menantang diri saya.

Buat saya tempat ini istimewa, taman bunga di tengah-tengah kamar kami benar benar jadi nilai plus. Kami sering nongkrong di depan kamar idho dan bercerita semua hal. Jangan tanya kalo mbak meta yang bercerita, orang itu seperti gak kehabisan bahan banyolan. Kami gak pernah berhenti tertawa kalo ada mbak meta. Bahkan cerita sedihnya pun bisa kami tertawakan, entah kami yang kejam atau memang cara mbak meta yang ekspresif.


Kami Cuma dijaga Yu Yah, sekali-sekali ibu kos datang dari jakarta membawa serta cucunya Razan dan Afra yang hobi sekali menyidak kamar kami. Tiba-tiba tanpa babibu mereka membuka kamar kami, hyaaa.....!! atau tiap pagi mereka berteriak-teriak, lain waktu mereka main ke kamar kami dan menanyakan semua hal. Kalo mereka datang kami gak pernah bisa bangun siang hahahaha

Seluruh penghuni kos ini adalah sahabat saya, merekalah saksi dari tiap langkah saya, kadang saya bisa ber jam-jam di kamar mila, bertukar pikiran, menangis, kemudian tertawa. Begitupun sebaliknya. Saya dan semuanya bisa membicarakan semua hal, menertawakan semua hal. 

Our togetherness @ Siung Beach



Teman-teman saya jadi saksi saya patah hati, kemudian masa-masa pedekate sama mas, saksi mantan-mantan saya yang pengen balik lagi. Mereka yang meledek saya ketika tiap malam minggu mas mulai sering ajak saya keluar, mengingatkan posisi saya dan mas. Bukan Cuma teman-teman saya. Teras depan itu juga jadi saksi bisu banyak hal, ketika suatu malam hujan dua orang yang duduk disana sama-sama kelu, tidak mampu bicara. Cuma sanggup menikmati hujan dan dingin karena sadar cinta sudah ada di hati mereka aaiiissshhh.....

Atau ketika seorang lelaki memberikan hadiah ulang tahun sebagai sebuah pertanda ‘kau dan aku selalu untuk selamanya’

Jendela kamar saya yang langsung ke jalan adalah akses terbaik untuk mbak meta, terutama, minta tolong dibukain pintu hwahahahaha,

Dan saya gak pernah absen buat menangis di depan ninggar, mila dan ido setiap saya selesai bimbingan, dipan di depan kamar ninggar selalu jadi tempatnya, mereka loh selalu membesarkan hati saya. Saya suka tempat ini...

Pernah satu kali, Dina, teman kantor saya datang, ketika magrib dan akan ambil wudhu, mila, idho dan ningar sedang mengaji. Besoknya dia bercerita ke seisi kantor kalo saya ngekos di pesantren hahahaha. Dan kami gak sealim penampian kami kok, kami benar-benar manusia biasa, remaja pada umumnya, tampilan kami muslimah tulen :D tapi kami juga punya sisi ‘nakal’ yang biar kami aja yang tau. 

Kami benar-benar menghargai prinsip individual masing-masing. Pun ketika satu masalah pelik menimpa salah satu dari kami. Atau ketika mila berpindah haluan jadi ukhti-ukhti hehehe, dia masih mau dengar curhatan kami soal lelaki, tanpa menjudge kami macam-macam. Dia yang gak kenal lagi istilah ‘pacaran’ masih mau dengar keluh kesah saya soal ‘pacar’. Buat saya mila itu luar biasa,saya belajar banyak hal dari dia, dan sahabat saya itu akan menikah. Itu keinginan sejak lama, menikah di usia 24, tanpa tahu siapa calonnya, terbayangpun tidak. Dan tahu-tahu dia akan menikah, saya iri-iri bahagia... hehehe

Biarpun saya sesepuh disini, adek-adek saya seperti ninggar, ido dan dewi bisa ngajarin saya buat jadi lebih dewasa, mereka punya sisi indah masing-masing. Saya senang bisa dekat dengan mereka, bisa kenal dan merasakan ketulusan mereka, kesabaran mereka, kelembutan hati mereka, kenakalan mereka, kejutekan mereka. (duwh..kok jadi mbrebes mili yaa...)
Look!! That's our future!!


Oh, sebelum mila pergi, sempat terjadi segmentasi posisi kamar kami, deret kamar saya adalah deret wanita karir, waktu itu Cuma saya dan hesti yang memang sibuk bekerja, deret seberang saya adalah wanita gak jelas hahahahaha, ada dewi, neni dan fuah, mereka sering gak ada dikos dan gak jelas juntrungannya pergi kemana. Kehadiran fuah lagi seperti ada dan tiada ^.^v. Deretan kamar yang dihuni mila, ido dan ninggar adalah penjaga kos, mereka jarang absen, pergi Cuma kalo benar-benar ada perlu hohohoho.
Mila's Farewell party


Ini saatnya saya pergi, 4 tahun yang indah bersama sendok jaya, mereka adalah bagian dari kesuksesan saya, mereka akan selalu ada di hati saya.




Jogja,Kos Sendok Jaya, Kamar ido, pake laptop ido, soalnya barang-barang di kamar udah di packing semua :D

Terimakasih yaa semua, terimakasih...


Selengkapnya...

Goin' Insane @ Trans Studio Makassar


Kenapa sih ini harus dibikin judul sendiri? Karena ini seru tauukkk…!!! Waktu itu trans studio makassar masih jadi satu-satunya di Indonesia.


Begini, hari sebelumnya saya presentasi, dan itu berjalan dengan sempurna kok, saya senang sekali. Sorenya kami sudah makin galau karena keinginan kami ke trans studio memuncak. Tapi? Malam itu kami diundang dinner walikota makassar, berniat kabur? Kami gak mau cari mati. Dari pada nanti kena marah pak bos, karena beliau sudah mewanti-wanti kami untuk tidak datang terlambat. Selesai presentasi, tanpa babibu kami bergedas belanja oleh-oleh di Somba Ompu, inilah pusat perdagangan oleh-oleh makassar, mungkin kalo di jogja inilah malioboronya. Pokoknya semua serba ekspress.

Singkat kata, kami sampai ke rumah dinas pak walikota, dinner, gak taunya gabung sama apa yaaa waktu itu, pokoknya acara yang rameee banget. Dan kami sebel, tau gitu kabur aja, rumah dinas pak walikota gak jauh dari tanjung bunga, tempat si trans studio itu. Makin galau karena rencananya besok kami akan turun lapangan. Hadeeehhhh…. Pupus sudah harapan nyicip trans studio, jauh-jauh ke makassar!! Kejadian malam itu banyak yang disensor huahahahahaha, saya gak mau ah ingat-ingat lagi…

Pagi hari, hujan deraaasss sekaliii…. Saya malas bangun, kami sarapan dengan gak bersemangat, mempertanyakan dan meratapi nasib kami yang akan turun lapangan buat wawancara. Bukan kami gak suka, tapi kami sudah kennyang yang begitu-begitu. Bukannya itu memang pekerjaan kami? Pagi yang benar-benar suraammm…. Sampai di tempat konferensi ternyata pesertanya belum pada datang, jangan bayangkan wajah pak bos waktu itu, intinya beliau tidak marah pada kami, dan kami bersyukur untuk itu.


Karena peserta yang dinanti tidak kunjung tiba, DAN BANJIR di tempat dimana kami akan wawancara, maka acara hari itu, dengan persetujuan pak bos berubah menjadi acara bebas! HOREEEEE………!!!!!!!! ALAM BERSAHABAT DENGAN KAMIII…!!! Sempat pak bos tanya: “trans studio itu apa? Hujan-hujan gini?” saya bilang “Indoor pak, tenang aja, tempat main itu” akhirnya beliau berkata: oke kalau begitu daripada bolak balik, lekas berkemas, habis itu kita ke trans studio dan langsung menuju bandara. Kami melesat!!!! Packing pulang sambil tak henti-hentinya berterima kasih pada hujan, eh pada Tuhan karena menurunkan hujan.




Ternyata masih banyak halangan, dan kami baru sampai di tanjung bunga ba’da zuhur. Itu pun masih belum bisa masuk, menunggu rombongan kak Ida. Padahal pak bos mewanti-wanti jika kami Cuma punya waktu sampai pukul 14.30 WITA, kami harus mengejar pesawat pulang (terutama tim dari medan) lama kami disana menanti kak ida, sebenarnya bisa saja kami masuk, tapi kak ida sudah menjanjikan kalo kami akan di diskon.

Pak bos sudah resah, karena kami belum juga masuk, akhirnya saya berinisiatif untuk melobi mbak-mbak trans studio, untung mbak-mbaknya itu sudah tau kalo rombongan kami dapat diskon. Tapi sumpah yaaa…mbak-mbaknya itu rempong banget!!! Jadi itung-itungan diskon itu kan dihitung berdasar jumlah banyak rombongan yang ikut, nah…saya bingung juga itu mbak nya ngitung gimana, ribeeettt banget. Sy kasih tau ngeyel lagi. Diantara kami kan ada 2 orang yang dapat tiket masuk gratis kan ngitung biaya masuk perorangnya tinggal jumlah orang yang bayar dibagi jumlah total keseluruhan to? Nah si embaknya itu ngeyel!!! Begoooo banget, saya sampe ngomel, ngapa coba mereka ngurusin kita bayar per orang berapa, itu kan urusan kita. Dia Cuma tinggal terima totalnya aja. Gitu aja ribet. Udah tu, saya sampe ngomel-ngomel baru mbaknya nyerah. 
Foto diambil tepat ketika saya abis ngomel sama mbak-mbak rempong trans studio makassar >.<


Nah, sudah itu maki….pokoknya mi kita sudah berhasil masuk to,,, dan waktu kami sampai 14.30 Cuma tinggal 1,5 jam!!! Bayangkan!!! Apa yang terjadi? Setelah masuk kami langsung berlari, cari wahana yang paling seram. Pak bos gak ikut masuk, Cuma anak muda saja, ditambah bu muji. Bu muji pun ikut berlarian bersama kami hohohohoho


Pilihan pertama kami jatuh di wahana jelajah, disini kita dibawa naik kapal untuk menjelajahi beberapa bagian dunia, ada orang indian yang sedang mengadakan ritual. Puncak wahana ini adalah ketika kereta yang kami naiki diterjunkan tadi ketinggian. Basaahhhh……. Tapi seru sekali, biar gak gitu tinggi. Saya waktu itu sekapal dengan asri, mbak norma dan mbak izzah. 1 kapal muat 4 orang, yang kami tunggu tentu saja ekspresi si phobia terbang yang juga phobia ketinggian: Mas Alan. Di kapal kedua ternyata dia duduk paling depan huahahahaha, mukanya menunjukkan keterpaksaan dan kepasrahan melawan ketinggian :p

Yang paling depan, yang paling ketakutan hahahaha

Waktu yang sempit memaksa kami berlari dari satu wahana ke wahana lain. Pokoknya yang serem-serem duluan. Yang paling seru menurut kami adalah Dragon Tower, wahana dimana kami dijatuhkan dari ketingggian 15 meter berulang-ulang. Pertamma kali masuk kami mengantri di sebuah ruangan dan disuguhi sebuah cerita tentang seorang putri yang diculik naga apa gimana yaa waktu itu, lupa-lupa ingat dan gak penting. Nah pas dibuka, JRENG…JRENGGG…!! Mbak norma sempat ingin mengurungkan niat, tapi malang tak dapat ditolak, dia tidak bisa mundur. Heboh berteriak-teriaklah kami disana. Bu Muji tak henti-hentinya mengucap doa hehehehe.
Kastil belakang saya itulah wahana dragon tower


Beruntung waktu itu sedang sepi, jadi kami tidak perlu mengantri terlalu lama untuk tiap wahana. Yang asyik adalah ketika kami maen boom boom car. Sampe nambah satu sesi lagi, huahahaha.
Kami benar-benar tidak sempat menikmati ketegangan yang ada, satu wahana langsung disambung wahana lainnya, waktu yang sempit, tak henti kami menengok jam. Oleh-oleh souvenir trans studio pun harus dipilih dan dibayar dengan buru-buru. Intinya: SERU!!!
Foto di wahana bom-bom car :)

Jam 14.30 tepat, kami sudah kembali berkumpul di tempat pak bos menunggu. Dan dengan semangat kami ceritakan pengalaman kami di dalam, seperti gerombolan cucu yang tengah pamer kepada kakeknya hahahaha…
Belanja souvenir. Gak disarankan beli baju seragam trans corp itu harganya 200rb (-.-")

Sebelum ke bandara, kami mampir ke somba ompu lagi untuk belanja otak-otak. Ternyata pesawat kami delay lama sekali, dan si otak-otak pun tidak jadi untuk oleh-oleh kami habiskan di bandara karena kami kelaparan dan gak dapet snack dari merpati. Sial!! Sekitar jam 22.30 kami baru mendarattt di jogja,,, lelah tapi senang……
Catatan kehebohan saya di negeri angin mamiri, mudah-mudahan kelak saya bisa kembali :D
Selengkapnya...

Lil' bit fun+Lot's of annoyed+Delicious taste = MAKASSAR

Menjelang subuh, biarpun malamnya tidak nyenyak tidur semalaman, tapi wajah saya tetap cerah ceria untuk menghadapi hari itu, 2 Febuari 2011. Bergegas mandi, memanaskan motor dan ngebut ke kantor, tepat saat azan subuh berkumandang saya tiba di kantor, menebarkan semangat ke semua penjuru dengan hebohnya sembari bersiap solat subuh. Hari itu saya akan ke Makassar!!!

Dengan pesawat pukul 6 pagi, ba’da subuh saya menanti taksi yang akan membawa saya, mbak norma, dan mbak izzah ke bandara. Sementara mas alan dan mas idris masih galau menanti supir fakultas yang akan mengantar, mereka bertanggung jawab terhadap logistik seminar, dan semua itu sudah ditata rapi dalam mobil sejak semalam.

Kami tiba di bandara pertama kali, dan resah karena tim kami belum datang. Rencana penghuni bulaksumur J2 yang Cuma 12 orang itu akan berangkat semua. Kami hendak mempresentasikan hasil riset kami di makassar. Resah kami bukan karena pesawat yang sudah akan berangkat, tapi karena supir yang mengantar mas idris dan mas alan belum juga tiba. Kami resah kalau-kalau meraka sampai setelah pak bos tiba. Beliau akan marah besar, hhmmm beliau adalah penegak disiplin. Dan paling tidak suka dengan orang terlambat. Beruntung tidak lama rombongan logistik datang, naik taksi, entah kemana pak supir itu dan pak bos datang tepat saat kami selesai memindahkan barang ke troli, syukurlah.


Setelah pak bos mengabsen kami, kami bergegas chek in. Di rombongan itu saya yang tampak sangat heboh, kenapa? Ini pertama kali saya ke makassar bookk!! Gratis termasuk akomodasi dan uang saku hohohoho, sebenarnya ada lagi, mas alan itu, tap dia tidak heboh, soalnya dia phobia terbang. Melihat muka heboh saya, mbak norma memasang tampang ‘berisik!! Dasar wong ndeso rak tau neng makassar” hehehehe, dia adalah yang bermuka paling masam. Kenapa? Sejak pertama kali bekerja di kantor ini dia tidak pernah pindah tugas dari makassar, seperti halnya saya yang tidak pernah pindah dari samarinda. Begitulaahh….

Singkat kata, kami sampai di makassar dengan selamat, meskipun ada insiden memelas waktu take off di jogja: tutup bagasi kabin diatas kursi mas alan terbuka, dan si phobia terbang itu menutupnya pada saat pesawat masih dalam posisi take off dan lampu sabuk pengaman belum mati. Dengan wajah yang pucat pasi tentunya….

Dengan semangat membara saya turun pesawat, bertekad mengabadikan foto diri di depan tulisan Bandara Sultan Hassanuddin. Tapi ternyata hujan! Turun dari pesawat kami dijemput bis untuk menuju ruang pengambilan bagasi. Errrrgghhh…!!

And here I am!! MAKASSARRR…!!! Surga makanan enak, pintu gerbang indonesia timur. Kami dijemput kak Ida untuk menuju tempat kami menginap, rusunawa univ. muhammadiyah makassar. Sepanjang jalan hujan, dan meluhat sekeliling, rasanya déjà vu. Kok makassar gini sih, beberapa bagian mirip dengan surabaya, entah kenapa seperti tidak di makassar. Hahahahaha….

Oohh, bagian ini banyak yang bagian ngeselin-nya. Jadi gak usah saya ceritakan saja lah yaa… nanti saya jadi kesel juga hehehe. Jadi hari itu kami istirahat, sambil menunggu teman-teman kami dari seluruh penjuru indonesia datang, jadwalnya Cuma hore-horean, sambil kenalan samma tim riset dari daerah. Wooohhh…senang sekali lo bisa kumpul disini. Nah, sorenya, saya kabur sama mbak norma, cari makan enak, gara-gra makan siangnya nasi padang. Hwahahaha, jengkel bukan main saya jauh-jauh ke makassar bukannya dijamu sama menu makassar tapi malah sama nasi padang. Tapi sudahlah, toh saya bisa jajan diluar.



Oke, next day. Saya sudah dandan cantik untuk seminar, hari itu jadwal saya mempresentasikan paper saya. Agak ngantuk sih karena malamnya mengulang lagi bahan presentasi. Tapi pokoknya saya mau tampil maksimal!! Dan hari itu galau saya bertambah, saya batal presentasi, gara2 waktunya habis. Oouuugghhhh!!! Okelah,,, wajar kalo molor, namanya juga indonesia,,, Gak lama eka menawarkan untuk jajan sara’ba. Dan mbak norma menawarkan untuk ke pantai losari. Woooo..tentu saja saya pilih ke losari, sara’ba kan deket situ aja hehehe. Jadi sara’ba itu semacam bandrek kalau di jawa, biasanya warung sara’ba gabung dengan warung gorengan.

Bubuhan Rumici Samarinda


Akhirnya saya ke losari, carter pete-pete (angkot). Sore itu Losari ramai sekali… pantainya biasa sih, Cuma karena ini khas makassar kami jadi excited. Foto-fotolah kami disana, sempat mau naik kapal, tapi kami dapat harga turis, beruntung kami bawa Awank, kawan kami yang asli makassar. Jadi berhasil kami deal harga, bahasanya saya gak ngerti lah, bingung… 


Alam, lagi-lagi tidak berpihak, hujan, dan kami batal naik kapal. Untuk mengobati kekecewaan kami makan pisang epe, pisang muda bakar ditambah kuah gula, enak banget pokoknya sore-sore begini, kami pesan coklat keju dan rasa durian, tapi duriannya gak begtu kerasa. Oh iya, dari pantai losari terlihat jelas loh tanjung bunga. Nan di ujung tanjung bunga itu ada Trans Studio, tampak seperti pulau sendiri, bengong-bengong kami melihatnya. Kamii lantas menghitung-hitung waktu untuk bisa menyempatkan diri kesana hahahaha…





Setelah makan pisang epe, mbak norma mengajak kami ke lapangan karebosi, sekalian dinner konro. Kami kembali carter pete-pete. Karebosi ini lapangan, dulu katanya tempat gaul anak-anak makassar. Banyak pedagang kaki lima juga. Tapi sekarang tidak, sepi sekali. Tepat dibawah lapangan ini ada mol, namanya karebosi link, jadi molnya ini dibawah tanah gitu. Karena hujan deras, kami berteduh di tepi lapangan, menurut saya suasana disini mirip banget kayak di monas, kok bisa? Iya…jadi di seberang lapangan itu ada monumen mandala yang mirip banget bentuknya kayak monas, terus disampingnya banyak gedung-gedung tinggi. Yang mencolok tentu saja gedung milik dinasti Kalla. Ketauan lah pokoknya makassar ini punya siapa :D


Hujan belum reda tapi perut kami sudah keroncongan, menerobos gerimis, kami berjalan menuju satu tempat yang membuat ternyata membuat saya gila. Tidak jauh dari lapangan karebosi, inilah tempat itu: KONRO BAKAR KAREBOSI. Saya 1 meja dengan mbak norma, dan awank, gabung dengan kak ida, kak linda, dan mbak dani yang ternyata sudah lebih dulu datang. Kami bertiga memesan 2 porsi konro bakar dan 1 porsi sup konro.

Bagian ternikmat adalah menyesep-nyesep tulang iga, wooohhh..nikmatnya sampe ke sumsum!


Mau tau rasanya…??? Saya bingung menggambarkannya. Makanan ini LUAR BIASA ENAK!!! Iga bakar pake bumbu kacang, subhanallah…. Gak bisa digambarkan dengan kata-kata. Saya tau kenapa ini terkenal ke seantero negeri. Haduuu…saya menuliskaannya sambil terbit air liur, ada cabangnya di jakarta nih, bisa kapan-kapan saya coba hehehe.

Sup konronya menurut saya sih bumbunya kurang nendang. Konro bakarnya? JUARAAAA…!!!!!! Sadap sedap sedaaapppp…!!!! Tapi tapi, buat yang darah tinggi atau asam urat jangan makan yaa, bisa bahaya. Pak bos saya kalo habis makan ini jempolnya gak bisa digerakin..
Kegalauan saya sejak pertama kali tiba terbuang begitu saja, dan sampai rusunawa saya bisa mengulang materi presentasi dengan bahagia :D
Selengkapnya...

Liburan Ala Koper Pake Ransel (part 1, Alila Hotel-Ubud)


Gimana ceritanya saya bisa sampai kesini? Buat saya itu keajaiban, pernah dengar the secret? mungkin semacam itulah. Saya benar-benar bermimpi bisa ke ubud. 2 hal yang paling mendorong saya kesana: Film Eat, Pray, Love dan Novel Perahu Kertas. dua hal itu bikin saya gila tentang ubud. sudah sering dengar dan browsing. tapi saya benar-benar ingin membuktikan dengan mata saya sendiri kemolekkan Ubud.

Dan tiba-tiba kesempatan itu seperti tergeletak di meja kerja saya: Paket 'Liburan' include tiket PESAWAT PP dan menginap TIGA MALAM di Ubud. Such a crazy things, eh? Saya benar-benar bersyukur karenanya.


Ini bukan paket liburan biasa, tempat-tempat yang saya datangi pun tidak biasa, tidak seperti travel agent lain. nanti satu-satu saya ceritakan. Sekarang, saya mau cerita hotel cantik tempat saya menginap dulu. Saya search di google tempat ini, mengunjungi websitenya, melihat foto-fotonya. Wow...luar biasa. eh sekedar info, foto-foto dalam tulisan saya ini bukan dari web ya, tapi milik kawan saya, diambil langsung dari TKP ketika saya berkunjung kesana. mau tau tarifnya? cek saja lah di web. saya pun melongo melihatnya. Orang udik yang biasa traveling pake kereta ekonomi tiba-tiba disuguhi hotel (saya gak tau bintang berapa) yang tarifnya dollar!!


Sore hari saya sampai di Ubud, setelah sebelumnya mampir ke benoa dan GWK. Akses ke hotel dari jalan umum relatif jauh, sebenarnya hotel menyediakan shuttle bus untuk pengunjung. Bis pariwisata kami yang besar itu gak bisa masuk, karena rombongan banyak jadi yaaa...ganti-gantian lah naik mobilnya. Karena baru saja sampai, kami masih bersemangat. Jalan kaki lah kami dari depan sampai ke lokasi hotel. Jangan tanya pemandangannya, kayak di ungaran sih hahahaha, tapi beda loh, atau mungkin karena saya cuma terbawa suasana aja? saya juga gak tau pasti.


Perjalanan menuju Alila Hotel, karena gak sabar nunggu jemputan kami jalan kaki deh :-)


Kesan pertama masuk hotel: kayak dibawa ke kompleks perumahan dengan konsep etnik minimalis (apa ssiiiihhh) forget it. saya gak ngerti apa-apa soal konsep rumah. ya pokoknya gtu, jadi kamar kami itu ada di semacam rumah-rumah mungil. Karena lahannya luas jadi bangunan di kawasan ini cuma 2 lantai aja, trus kontur tanah yang bertingkat-tingkat itu dimanfaatkan dengan baik. Kamar saya nomor 219. Mau tau kayak apa? foto dibawah bukan kamar saya, tapi kurang lebih begini lah. Hotel ini sempurna buat honeymoon. Jangan tanya ya apa yang saya pikirkan hahahahaha
Kamar-kamar hotel, dua tingkat, kamar saya di bagian atas.

Sisi sebelah dalam.

Kamar saya kurang lebih begini, asik yaa...

Kamar saya di bagian tengah hotel, tapi berbatasan langsung dengan pepohonan. tempat tidur saya langsung menghadap pintu dan dinding kaca, Huaahhh....andai sedang bulan madu, saya yakin saya gak akan keluar kamar. (baiklah, mulai ngelantur). Dan jangan salah sangka, saya sekamar sama dua teman saya. Jenis kelaminnya perempuan.
Pemandangan dari tempat tidur saya

Intinya, kamar saya seperti benar-benar diciptakan untuk orang bulan madu, Kamar mandinya? gak bisa dikunci, pintunya dobel, dan dari luar kita bisa ngintip kedalam. Shower ada di sebelah kiri kamar mandi, gak keliatan kali ada yang ngintip, tapi dinding sebelah shower terbuat dari kaca, gak langsung tembus keluar, ada dinding batunya kok, lantai shower dari batu alam juga, serasa mandi di air terjun pokoknya.
Shower, kalo kamar saya ada dinding kaca dan dinding batu, bukan kayu seperti di foto

Suasana sekitar kamar, dan hotel benar-benar menyatu dengan alam. Pepohonan rindang, udara sejuk. Eh, saya juga sering melihat tupai lari-larian di pepohonan loh, keliatan jelas dari kamar saya. Buat yang mau jalan-jalan ke ubud, hotel juga menyediakan shuttle ke pusat ubud, nanti diantar jemput kok. Kalo saya? ya naek bus lah, kan ikut rombongan.
Sepeda yang jadi fasilitas hotel, saya lagi ngantri pengen pinjam (-.-')

Serunya lagi, kolam renang cantik milik alila ini airnya gak dingin. Saya gak bohong, saya berenang pagi-pagi sekali dan gak merasa kedinginan, gak tau airnya dihangatkan atau gimana. Kawan-kawan saya juga berenang malam-malam dan gak dingin. Padahal yang udah pernah ke ubud pasti tau donk udara disana kayak apa? Tapi saran saya kalo mau berenang pagi-pagi aja, biar bisa liat pemandangan, kalo malem gelap banget.



Tampaknya hotel ni sempurna banget yaa.... Gak juga, saya punya kritik, cuma 1: Menu sarapan. Bukan apa-apa yaa... masa 3 malem saya disana menu sarapannya gak pernah ganti? ada bubur ayam, mi goreng, nasi goreng, roti dan croisant, buah potong. Udah, itu aja dan itu-itu melulu. Yaa,,enak sihh tapi kaaannnn bosen. Boleh lah ada menu tetap, tapi ada juga donk yang diganti.... soal rasa saya gak akan komen, sebanding kok dengan hotelnya. keanekaragaman menu sarapan aja yang kurang.
Nasi goreng, mi goreng, bubur

Buah potong, roti dan croissant

Breakfast time... me and my friends

Oohh, ada lagi yang kurang, sbenernya sih gak gitu saya rasakan, tapi buat info aja. Kamar saya gak ada tivinya!!!! diatas bed ada semacam pintu lemari dari kayu, saya pikir itu tivi, eh gak taunya dooonnnkkk... JENDELA, sial!! hahahaha, saya sih gak pusing, toh saya ke ubud juga bukan buat nonton tivi hehehe

And, What is the conclusion? Alila is a great hotel, Yap! Really great!!
Selengkapnya...