Siang kami yang gamang...
4:12 AM
Ini survey terakhir RUMiCI, tahun ke empat, dan tahun ketiga saya bergabung disini, dan sya tidak pernah pindah region. Salalu di SAMARINDA. Saya sampai hafal beberapa bagian kota ini sampai ke sudut-sudutnya, dalam 3 tahun 5 kali sudah saya ke ibukota Kalimantan Timur ini.
Beskem kami, di jl. Perjuangan, dekat sekali dengan kampus Universitas Mulawarman, kawasan hunian mahasiswa, banyak makanan. Demi Tuhan saya gak pernah berhhenti makan, hahahaha. Nafsu makan saya sangat baik. Air lancar mengalir, tidak seperti tahun lalu dimana kami harus beli air tiap 2 hari sekali untuk mandi dan mencuci.
Tim samarinda ada 18 orang, terdiri dari 1 orang RC, bu Muji; 2 SPV saya dan Uline; 1 Field SPV Asri, 2 orang Puncher Mas danny dan mb Popon, serta 12 orang enumerator. Saya gak bohong 12 orang enum itu sepertinya gak ada yang beres, huahahaha. Mungkin kami semua gak beres, eh bu Muji tidak termasuk ya di dalamnya, beliau adalah yg terhebat diantara yg terhebat.
Hari-hari pertama survey, kami sempat membuat cemas asri. Waktu itu, hari kedua survey, saya ingat betul, kami sedang makan siang dan anak-anak tengah mengeksekusi daerah bukuan, daerah ini sangat jauh dari peradaban. Peradaban kami maksudnya (kalo peradabannya ulin sih deket banget, ulin adalah preman daerah sana hehehehe ^^v). jalanan banyak berlubang karena sering keluar masuknya peti kemas. Ketika kami tim officer sedang makan siang di Seliur. Bu muji menelpon saya dari beskem, beliau Cuma diam, saya heran, saya sudah halo-halo berkali-kali. Akhirnya saya menutup telponnya, takut bu muji salah pencet. Menurut bu muji, hapenya yg Iphone3 itu terlalu canggih untuk beliau yg gaptek. Saya melanjutkan makan, tapi tiba-tiba mas danny menerima telpon entah dari siapa, setelah ditutup dengan raut wajah yg tidak saya mengerti artinya dia bilang:
………………jeda, saya masih mengartikan raut wajahnya
“terus…………” lanjutnya lagi, saya menyimak sambil makan
“…………meninggal…….” Dan nafsu makan saya hilang seketika, saya seketika ingin menangis, memikirkan anak-anak di lapangan, dan mbak Izzah…
Kami disitu, mbk popon, ulin, diah, fitri termasuk mas danny diam dalam pikiran kami masing-masing. Fitri langsung menanyakan pada rekan enum di tangerang, saya langsung sms mbak norma, ingin rasanya menelpon mbak izzah, tapi saya bingung harus bicara apa. Kabar dari tangerang sampai, dari Okta salah satu enumnya, dia menceritakan kalau yang kecelakaan itu adalah bang Yanto, Field Supervisor tangerang, kabarnya tertabrak kereta. Badan saya bergetar, saya mati-matian menahan air mata, saya langsung sms ibu saya, sms mas, bermaksud melegakan hati saya. Dan kami serentak langsung ingat pada asri, field supervisor kami. Cuma satu yang bisa kami bilang pada asri dan enum kami: HATI-HATI.
Kami melanjutkan makan dengan perasaan gamang, memikirkan kawan-kawan kami, memikirkan mbak izzah dan Eka, memikirkan pak TNE juga pak Chris yang saat itu ada pada waktu kejadian. Ya Tuhan…..hati saya habis rasanya, sebegitu dekatkah pekerjaan kami pada maut? Mungkin selama ini kami tidak pernah memikirkannya.
Pulang ke beskem, saya menemukan bu muji diam termenung, matanya merah dan basah oleh air mata, saya hubungi mbak norma, kami sama-sama syok, kami sama-sama memikirkan teman-teman kami. Siang itu kami tidak fokus bekerja, kabar dari teman-teman di lapangan yang saya nantikan. Dan ketika asri sampai ke beskem, dia langsung menumpahkan unek-uneknya. Protes karena dia jadi yang paling dikhawatirkan oleh kami. Saya benar-benar tidak tau harus berbuat apa waktu itu… ini adalah ujian terhebat kami.
Cerita selengkapnya bisa dibaca di tulisan mbak izzah, saya menangis lagi membacanya, salut pada kekuatan hatinya. dibaca disini yaa...
Post a Comment