Ethnic Runaway, Tenggarong
10:06 PM
Ada 3 hal yang membawa saya dan teman-teman saya kemari. Pertama beban kerja yang hampir selesai, kedua: kawan enumerator yang punya semacam vila disini, dan ketiga: mumpung kami ada di Kalimantan timur dan entah kapan akan kembali lagi.
Pagi itu (Mei 2008) beskem gerilya sudah riuh oleh kawan-kawan, mereka membantu kami membereskan barang bawaan yang akan kami bawa ke tenggarong. Yang idak boleh terlupa adalah: satu peti seafood segar yang diterbangkan langsung dari Tarakan. Kawan saya, jidong, panggilan sayangnya :p yang mensponsori seafood ini. Dia adalah pengusaha tambak di tarakan sana.
Lepas zuhur kami berangkat menuju rumah Irma, inilah starting point kami. Dan vila milik keluarga Irma inilah yang akan kami tumpangi selama di tenggarong. Jadi hari itu kami berangkat bersama orang tua Irma naik mobilnya. Ternyata bawaannya gak kalah heboh, bawa bed cover buanyak, kompor, alat makan berikut bahan makanannya dll :o
Singkat cerita, kami sampai di tenggarong seberang. Vila Irma hanya 100 meter dari sungai Mahakam, yang diujung sana tampak jembatan tenggarong yang mirip golden gate, waktu gelap indah sekali looohhh.
Seperti kebanyakan rumah disini, vila Irma berdiri diatas rawa, saya sempat kuatir banyak nyamuk, tapi ternyata tidak. Asik sekali vilanya, kadang saya seperti merasa rumahnya bergoyang karena arus air rawa dibawahnya. Menyenangkan sampai saya kebelet pipis dan ke toilet, asal tahu saja kamar mandinya outdoor!!!!! Mampus!! Pemandangannya rawa dan ladang milik orang, toiletnya hanya ditutup terpal. Lebih parah dari kamar mandi milik sub unit tetangga waktu saya KKN di Borobudur dulu. Sore itu saya bertekad saya gak akan pup sampai kembali lagi ke samarinda… T.T
Lupakan soal kamar mandi, malam itu selepas magrib kami berpesta!!! Satu peti seafood yang terdiri dari puluhan ekor udang dan ikan GT jadi sasaran keganasan kami, mereka kami goreng dan kami bakar lalu langsung kami habiskan. Tanpa nasi tentunya, saya sudah sering makan nasi hahaha..
Selesai makan, saya gak ikut cuci piring, bukan apa-apa saya liburan membawa laptop dan 10 buah kuesioner yang masih jadi tanggung jawab saya. Malam itu saya lembur, teman2 lain sibuk main kartu dan terlelap. Dini hari, karena udara yang sangat dingin dan efek kekenyangan saya pun tewas dengan sukses, masuk ke kamar akhwat dan melihat kawan2 saya berjejer, saya kebagian tempat paling ujung dan gak kebagian selimut huwaaaa…..akhirnya saya tidur melungker sampai subuh.
Subuh tiba, Cuma cuci muka dan gosok gigi saya berjalan ke tepi sungai Mahakam, menikmati elok dan indahnya jembatan tenggarong yang tampak kecil diujung sana. Dan pagi itu ternoda gara-gara saya yang pengen ke belakang. Oh..mau bagaimana lagi, saya harus menunaikan panggilan alam dengan perawaan was-was. (udah ah, masalah mandi di rawa cukup disini saja)
Jam 9 pagi, saya dan rombongan berjalan ke kota, yang saya lihat pertama adalah stadion utama tenggarong yang tahun 2007 dipergunakan untuk PON. Stadion ini keren banget, sayang gak terawat. Saya Cuma lewat, karena stadionnya gak jauh dari rumah Irma. Tujuan pertama: Museum Mulawarman, Saya sengaja tidak ikut rombongan mobil Irma, saya naek motor bersama teman-teman dengan 1 alasan sederhana: biar saya bisa menyebrang sungai Mahakam naek fery. JAngan banyangkan fery disini seperti yang ada di jawa pada umumnya kapal fery disini hanya kapal kayu biasa yang didorong mesin. Hanya cukup untuk 5 buah motor.
Mampir sejenak di rumah saudara asri (kawan enum saya), kami langsung bergegas ke museum mulawarman. Museum ini adalah bekas istana kerajaan Kutai Kartanegara. Biaya masuknya Cuma 3000 rupiah. Saya bener-bener excited. Apa yang saya lihat di buku sejarah jaman sekolah dulu sekarang ada di depan mata saya, wooowww!! Di depan museum itu terdapat patung lembuswana. Saya kurang paham soal mitos binatang aneh ini. Sepertinya dia adalah semacam hewan peranakan sapi, gajah dan entah burung apa hahahaha. Museum ini tepat di tepi sungai Mahakam, di depan penyeberangan ke pulau kumala. Pulau kumala ini adalah pulau di tengah sungai Mahakam yang digunakan sebagai tempat wisata. Saya tidak kesana, karena waktu liburan kami tidak banyak
Yang kedua, museum kayu, Sebenarnya dari museum mulawarman tadi saya berpisah dari rombongan. Kali ini tinggal saya, jidong, asri, aldo dan mas wisnu yang ke museum kayu. Kami naek motor dari museum mulawarman. Rombongan yang naek mobil sepertinya langsung kembali ke samarinda. Saya gak mungkin mau, mumpung disini bok!! Oke, singkat cerita saya ampai di museum kayu, bangunan khas kaltim, rumah panggung.
Memang museum ini tidak semega museum mulawarman tentu saja. Tapi disini saya bisa tau banyak hal. Berbagai macam tumbuhan dan fungsinya. Berbagai macam jenis kayu berikut kualitasnya.
Gak Cuma itu, di tengah museum ada dua buaya muara raksasa!! Gila!! Baru kali ini saya liat buaya segede itu. Di kaca tempat buaya awetan itu disimpan tertempel kliping Koran ketika buaya itu ditangkap, dia habis menelan orang bulat-bulat!! Mengerikaaannnn….!! Buaya itu sepanjang 4 meter dan dipajang dengan mulut menganga, badan saya yang imut2 ini sih jelas bisa masuk kedalamnya. Tapi saya gak berminat…
Di museum ini kita juga bisa melihat berbagai macam rumah adat dayak, dalam bentuk miniature tentunya. Yang jadi superstar tentu saja potongan kayu yang diameternya sama dengan rentangan tangan saya, jenis kayunya ulin, ini kayu mahal yang kualitasnya sangat baik. Tapi sekarang sudah jarang bisa ditemukan di hutan Kalimantan. Biasa lah kalo sudah tahu harganya mahal ya jadi barang buruan utama.
Menurut saya sih museum ini kurang menarik, gelap dan tampat gak terurus, udah gitu letaknya jauuuhhh ke pelosok, kami nyaris tersasar. Mungkin orang lebih suka jalan ke pulau kumala kali yaa. Pulang dari museum kayu saya diajak jidong ke rumah temannya, disana saya disuguhi kelapa muda fresh from the tree, jidong yang memanjatkannya untuk saya, romantic banget kan? Hahahahaha. Kelapanya enak, lembut, bener-bener kelapa muda lah pokoknya!!!
Oke sekian perjalanan saya ke kabupaten terkaya di Indonesia, suatu saat saya ingin kembali kesini soalnya belum kesampean bawa oleh-oleh batu bara :p
Post a Comment