16 minggu sudah kamu di rahim ibu, Nak....
Biar ibu ceritakan kejadian semalam. Sejak kemarin pagi, ayahmu sudah tidak sabar ingin melihat jenis kelaminmu. Ayah berbicara banyak padamu, jangan malu-malu, katanya. Ayah dan ibu rajin sekali membaca artikel perkembangan bayi tiap minggu. Dan melihat video perkembangan bayi-bayi lain. Di tempat ibu memeriksakan kandungan alatnya canggih sekali, dokternya pun baik. Ibu tahu, kelaminmu mulai terbentuk sejak usia 12 minggu, tapi belum ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Dan mulai minggu ini, minggu ke 16, kelaminmu sudah mulai berkembang dan terlihat jelas perbedaannya.
Ayahmu ingin punya anak laki-laki, katanya agar punya teman koalisi melawan ibu. Juga agar nanti bisa menemaninya naik gunung dan main bola. Kalau ibu? Laki-laki atau perempuan sama saja. Semua akan jadi kebanggaan ibu kan?
Kamu sudah terlihat besar, ibu tidak tahu berapa ukuran tubuhmu, kata dokter sudah tidak bisa diukur panjang kepala ke kaki. Kakimu sudah panjang, Nak.... Jari tanganmu terlihat, dan melambai. Tapi tidak seaktif bulan lalu. Mungkin kamu terlalu lelah menemani ibu meeting sepanjang pagi-sore ya? Dokter bilang gerakanmu akan bisa ibu rasakan dalam 1-2 minggu ini.
Menurut dokter, kamu perempuan.
Ayahmu tetap bahagia, percayalah. Seperti biasa setelah periksa, ayah tidak pernah berhenti tersenyum. Hanya memang dia mendadak pusing memikirkan nama untukmu. Ayah hanya menyiapkan nama untuk anak laki-laki. Kamu sudah tahu kan ibu sudah siapkan nama untukmu? Ini rahasia kita yaa,, ibu juga masih bingung menggabungkan nama itu dengan nama ayahmu.
Semalam, pertama kalinya ibu dan ayah mendengar detak jantungmu, keras dan cepat. Kamu sehat, ibu juga sehat. Berat badan ibu naik 1,5kg dr bulan lalu. Terima kasih yaa sudah membantu ibu untuk enak makan....
Sekarang, ibu akan memberitahumu sesuatu, sabda Rasul besarmu, Muhammad SAW pada bulan keempat ini ditetapkan semua tentang hidup dan matimu, tentang rejekimu, bahagiamu, sedihmu, semuanya.
Dan demi Tuhanmu, Nak, peganglah janji itu. Ibu sadar itu bukan melulu menjadi tanggung jawabmu, tapi tanggung jawab ibu dan ayahmu juga untuk menjagamu memegang teguh janji itu. Ibu tidak tahu apakah Ibu bisa sebaik nenekmu membesarkan Ibu, tapi sebagai amanah yang Ibu dapatkan, Ibu akan mendidikmu menjadi anak yang menjadi aset penyelamat Ibu dan Ayahmu di akhirat nanti. Kamu harus tahu, Nak, kesalehan seorang anak bisa menyelamatkan orang tuanya dari api neraka. Ibu ingin menjadi seperti itu untuk kakek nenekmu, begitupun Ibu ingin kamu menjadi seperti itu untuk ibu dan ayahmu.
16 minggu kita bersama, lelahkah ibu ajak bekerja, yang terkadang hingga larut malam atau bangun dini hari demi deadline? Ibu ingin kamu belajar mencintai apa yang kamu kerjakan sebagaimana ibu mencintai pekerjaan ibu. Kelak jika kamu sudah mengerti ibu ceritakan tentang apa itu impian. Tentang bagaimana ibu jatuh bangun meraihnya. Kadang tidak sebanding dengan materi yang ibu dapatkan, tapi kepuasan dan hikmah dibalik itu, Nak, yang ibu percaya itu membentuk ibu sekarang. Satu hal saja kuncinya, Nak, keraslah pada impianmu. Banyak yang akan mengajarkanmu hal itu, Ibu dan Ayahmu terutama.
Sering kamu mendapati ayahmu marah pada ibu jika ibu lupa minum vitamin kan? Ibu beritahu, sekian lama mengenalnya, ayahmu tidak pernah marah pada ibu, bahkan meninggikan suaranyapun tidak. Hanya karena kamu ayahmu sanggup marah pada ibu.
Contohlah ayahmu dalam menjalani hidup, Nak. Itu standar minimalmu, dan ibu yakin kamu pasti mampu menjadi yang lebih daripadanya. Banyaklah membaca buku seperti ayah, kesungguhannya belajar, demi sesuatu yang dia impikan sangat layak dijadikan contoh.
Dekatlah pada Tuhanmu seperti ayahmu, ingatkah kekesalan kita setiap pagi? Dini hari menyibak baju ibu dan menciumi perut ibu, membangunkan kita berdua. Percayalah itu bentuk cinta ayahmu pada kita. Dulu ibu yang sering membuatnya kesal seperti itu, tapi sejak kehadiranmu ibu susah sekali terbangun.... Bersyukur kita hidup bersama lelaki seperti ayah.
Ingatlah ketika setiap pagi dan malam ayahmu menghangatkan kita dengan lantunan ayat suci? Ah...tiada yg lebih indah dari itu, tangan kirinya memegang mushaf dan tangan kanannya di perut ibu membelaimu, berharap kamu ikut mendengarkan. Jadilah seperti ayahmu, Nak
Ayahmu begitu mencintai orang tua dan saudara-saudaranya. Kamu adalah anak pertama ibu, cucu pertama dari garis keturunan kakekmu, kamu akan punya banyak saudara. Jadilah seperti ayahmu, sayangi mereka semua.
Lalu apa yang bisa kamu contoh dari ibu?
Kamu tahu, Nak? Menjadi ibumu itu sudah lebih dari cukup. Diberi kepercayaan membesarkanmu di rahim ibu itu lebih dari apapun. Ibu sudah mendapat banyak keuntungan. Doa nenekmu, adalah yang menjaga ibu sejauh ini. Dan doa ibu pula yang akan menjagamu. Terkadang, ibu merasa keuntungan itu berlebihan untuk perempuan seperti ibu... Tapi begitulah ketentuan Tuhanmu, jadilah anak sholeh ya, Nak... agar kita bisa saling menjaga....
Jangan pernah lelah belajar, Nak, apapun itu, sampai ruh yang mungkin baru sebulan lalu ada dalam tubuhmu kembali pada Tuhanmu. Ibu akan mengajarkanmu semua hal yang ibu tahu, agar kamu tahu betapa lebih banyak hal yang kita tidak tahu.
Dan pada minggu ini, pada minggu ditetapkannya hidumu, matimu, rejekimu, jodohmu, bahagia dan sedihmu, ijinkan ibu mengawalinya dengan doa. Hanya doa ini yang ibu bisa, Nak... kamu sudah sering mendengarnya kan setiap kita selesai sholat?
Rabbana hab lana min azwajina wa dzurriyyatina qurrata a’yunin waj-’alna lil-muttaqîna imama.
"Ya Tuhan kami, anugerahkan kepada kami, pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati kami, dan jadikan kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa". (QS. Al-Furqan: 74)
Tumbuhlah sehat dalam rahim ibu, Nak....
Kita akan bertemu 24 minggu lagi (Insya Allah...)
Ibu mencintaimu,
Begitupun ayahmu.....
Hadir.