SLow di Pulow, Beras Basah Island

Pulau Beras Basah, Bontang
Mei 2011,

Ini dalah survey tahun terakhir proyek yang sedang kami kerjakan, seperti biasa, saya selalu ditempatkan di Samarinda :)

Susunan team baru yang berisi banyak manusia-manusia 'ajaib' membuat 3 minggu di Samarinda betul-betul luar biasa. Dan berdasarkan tradisi, setelah lelah bekerja kali selalu mencuri-curi waktu untuk jalan-jalan. Target kita? Bontang, sudah disusun bahkan ketika awal kami datang hahahaha. Yang biin semangat Bu Muji, beliau pernah mengunjungi Bontang, tapi berkat bujuk rayu teman-teman beliau yg belum pernah ke Beras Basah jadi semangat. Saya beri tahu, bu Muji hobi sekali jalan-jalan, kalo mengunjungi tempat yang belum pernah dikunjunginya maka tidak ada apapun yg bisa menghalanginya.

Buktinya? hari-hari terakhir kami digeber terus bekerja biar punya cukup waktu ke bontang, luar biasa. Rencana disusun dadakan, intinya gimana caranya yang penting sampai kesana.


Hari Senin 30 Mei 2011, setelah Zuhur kami berangkat dari basecamp di Jl. Perjuangan Samarinda ke terminal Lempake. Kami menyewa angkot dari dekat basecamp. Waktu itu rombongan kami 11 orang, dalam 1 angkot, udara panas dan jalanan yang macet bikin tambah gerah. Kalau jendela angkot dibuka lebar-lebar debu-debu masuk. Ahh, kota ini memang gak bersahabat.

Tahun 2009 waktu pertama kali kesini, gak sampai seminggu saya sukses radang tenggorokan.

Setelah sampai di Terminal Lempake, kami langsung naik ke bis jurusan Bontang, bis kecil 3/4 dengan tempat duduk yang sempit. Penumpangnya sudah banyak jadi kami duduk terpisah. Perjalanan kami dimulai sekitar jam 2 siang. Ini benar-benar petualangan, tempat duduk yang sempit dan jalan Samarinda - Bontang yang berlubang membuat kami terlempar-lempar, belum hiburannya yang dangdut koplo. MasyaAllah..... 3 jam kami begini, saking lelah bekerja sebelumnya dengan kondisi begitu saya masih bisa tertidur, dan terbangun sekitar 20 menit sebelum sampai Kota Bontang.

Oia, ongkos Terminal Lempake - Terminal Bontang 25.000 rupiah saja.

Tiba di Terminal Bontang sore hari, kami berencana untuk menginap di Bontang Kuala, Bontang Kuala ini adalah kampung nelayan. Lain kali saya ceritakan lebih detail :)
The Backpacker Team di depan terminal Bontang


Untuk menuju Bontang-Kuala, kami menyewa Taxi. Di Bontang angkot disebut Taxi, dan diatas angkot memang tulisannya taksi, 40ribu untuk 1 taxi sampai di Bontang Kuala. 2 orang teman kami dari samarinda ke bontang mengendarai motor, mereka yang bertugas mencarikan penginapan untuk kami.

Sampai di Bontang, kami menginap di Penginapan Shanty, 100ribu/malam untuk 3 orang. Malam itu kami habiskan di Bontang Kuala, rencana besok pagi kami berangkat ke Beras Basah.
Penginapan di Bontang

Setelah subuh, kami bersiap, teman kami ada yang bertugas membeli nasi dan semangka untuk bekal dan mencari kapal untuk disewa. Jam 8 angkot yang kemarin kami sewa sudah datang menjemput. Menuju pelabuhan.

Sewa kapal waktu itu 250-300 ribu, 1 jam perjalanan saja dari Bontang menuju ke pulau Beras basah. Awalnya kami semua bersemangat, heboh foto ini foto itu, hahahaha, sampai tengah jalan diam karena kehabisan energi, dan kembali bersemangat karena lihat mercusuar yang menjulang. Tujuan kami sudah tampak!!

Pulau Beras Basah

Lautan yang bening, pulau kecil, dan mercusuar yang putih, woow, luar biasa. Siang itu, hanya ada kami, dan 2 rang pengunjung. Hari itu Beras basah jadi pulau pribadi kami..!!!




Panas yang menyengat tidak menyurutkan kami untuk bermain air, berenang, terjun dari dermaga dan dari kapal. Such a perfect place... Tapi, hati hati yaa, disana terdapat ubur-ubur loh, dan ubur-uburnya menyengat, biarpun tidak banyak dan kecil tapi kan bengkak juga kalau disengat, teman saya Yusbi, jadi korban sengatan ubur-ubur.



Nah, mungkin pada penasaran ya kenapa pulau ini dinamai beras basah? Begini ceritanya. Dulu ada kapal dagang yang akan menuju bontang membawa beras, kapal tersebut karam tidak jauh dari sebuah pulau, sebua beras yang dibawa jadi basah. Akhirnya pulau tersebut dinamai Beras Basah.



Di pulau itu terdapat pohon pandan yang dibawahnya ada batang kayu yang penuh dengan tali, konon katanya orang yang sering punya keinginan mengikatkan talinya ke batang tersebut dan jika terkabul dia akan kembali dan mencabut talinya :) 

Di tiang papan ini, tali permohonan diikatkan

Kami pulang menjelang sore, disana tidak ada tempat bilas, jadi kami menuju Bontang dan numpang mandi di rumah Pak Haji, pemilik kapal. Kami bergegas ke terminal agar sampai samarinda tidak terlalu malam, karena esok hari kami harus sudah di Balikpapan. Perjalanan yang luar biasa :D

Berebutan semangka

Selengkapnya...